Friday, May 30, 2014

laporan Profil Tanah

I. PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang tampak secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara. Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biogas dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah yang berbeda sifat fisiknya.
          Secara vertikal tanah berdiferensiasi membentuk horizon-horizon (lapisan-lapisan) yang berbeda-beda baik dalam morfologis seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik kimia kimia, fisik, dan biologis masing-masing. Pada hal ini profil tanah merupakan irisan tanah dari lapisan paling atas hingga ke bebatuan induk tanah (regolit) yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-C. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi oleh cuaca disebut solum tanah.



Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum lapangan tentang profil tanah untuk lebih meningkatkan pemahaman kita terhadap tanah sebagai media tumbuh tanaman. Pengamatan profil tanah ini juga dilaksanakan dalam langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah.
1.2.       Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum profil tanah ini adalah untuk mengetahui sifat fisik, kimia, biologi pada tanah. Dengan mengetahui sifat-sifat dan perilaku tanah akan dapat diketahui pula tentang tanaman apa yang sesuai dengan jenis tanah pada lokasi praktikum dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaan dari praktikum ini yaitu agar kita sebagai mahasiswa atau dengan pembaca dapat mengetahui dan membedakan tiap-tiap horizon tanah dengan melihatnya secara langsung di lapangan serta mengamati karaktristik masing-masing horizon pada lapisan tersebut.











II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.    Proses Pembentukan Tanah
Tanah adalah bahan mineral yang tidak padat (unconsolidated) terletak di permukaan bumi, yang telah dan akan tetap mengalami perlakuan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik dan lingkungan yang meliputi bahan induk, iklim (termasuk kelembaban dan suhu), organisme (makro dan mikro) dan topografi pada suatu periodewaktu tertentu (Darmawijaya, 1990).
Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas kebagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa disebut profil tanah (Anonim, 2012).






2.2.    Profil Tanah
Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah. Tanah yang diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara (Hakim, 2007).
          Horizon O adalah lapisan teratas yang hampir seluruhnya mengandung bahan organik. Tumbuhan daratan dan jatuhan dedaunan termasuk pada horison ini. Humus dari horizon O bercampur dengan mineral lapuk untuk membentuk horison A, soil berwarna gelap yang kaya akan bahan organik dan aktivitas biologis, tumbuhan ataupun hewan. Dua horison teratas ini sering disebut topsoil (Hanafiah, 2007).
            Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas sehingga ke bebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiri horizon-horizon O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut Solum Tanah, horizon O-A disebut lapisan tanah atas dan horizon E-B disebut lapisan tanah bawah (Hanafiah, 2009).
Keterangan:
-          Horison O       : yaitu merupakan sisa- sisa tanaman (serasah) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dari komposisi serasah (Oa)
-          Horison A       : yaitu horison mineral bahan organik tanah yang membuat tanah agak gelap.
-          Horison E        : merupakan horison mineral yang telah tereluviasi (tercuci) sehingga bahan organik, liat silikat, Fe, dan Al, menjadi rendah.
-       Horison B        : yaitu merupakan horison illuvial atau tempat terakumulasinya bahan-bahan yang tercuci dari horison dasarnya.
-       Horison C        : yaitu lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk (R) dan belum terjadi perubahan.
-       Horison R        : merupakan horison dengan batuan induk.
Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia, biologi tanah dimana pengenalan ini sangat penting dalam mempelajari pembentukan dengan klasifikasi tanah dengan pertumbuhan serta tata cara pengolahan tanah yang lebih tepat berdasarkan kandungan bahan organik tanah (Foth H.D, 1991)
         



2.3.    Tanah Alfisol
          Alfisol banyak ditemukan di daerah yang beriklim sedang, tetapi dapat pula ditemukan di daerah tropika dan subtropika terutama ditempat-tempat dengan pelapukan sedang. Alfisol ditemukan di daerah-daerah datar sampai berbukit. Proses pembentukan alfisol memerlukan waktu yang lama karena lambatnya proses akumulasi liat untuk membentuk horizon argilik. Alfisol terbentuk dari bahan induk yang mengandung karbonat dan tidak lebih dari pleistosin. Di daerah dingin hampir semua berasal dari bahan induk berkapur yang masih muda. Di daerah basah bahan induk berkapur yang masih muda. Di daerah basah bahan induk biasanya lebih tua daripada di daerah dingin. Alfisol merupakan tanah yang subur, banyak digunakan untuk pertanian, rumput ternak, atau hutan. Tanah ini mempunyai kejenuhan basa tinggi, kapasitas tukar kation tinggi, cadangan unsur hara tinggi (Rahmawati, 2012).



III. KEADAAN UMUM LOKASI
3.1.    Letak Astronomis dan Geografis
Praktikum dilaksanakan di Teaching Farm, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, dan titik pengamatan profil berada pada 5º  7’ 39, 07” LS 119º  28’ 53,13” BT.
Letak lokasi Teaching Farm yaitu:
-     Sebelah utara                             : Laboratorium Peternakan
-     Sebelah  selatan                         : Politeknik Negeri Ujung Pandang
-     Sebelah timur                             : Kebun Percobaan Agronomi
-     Sebelah Barat                            : Kebun Percobaan Proteksi
3.2. Penggunaan lahan
Lahan disekitar  tempat pengamatan profil tersebut digunakan sebagai lahan perkebunan dan didominasi tanaman hortikultura seperti buah naga, dan ubi. Sistem pengelolaan lahannya masih tradisional serta sistem pergiliran tanamannya yaitu rotasi.



IV. METODOLOGI
4.1.       Waktu dan Tempat
Praktikum pengamatan profil tanah dilakukan di Teaching Farm, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin pada hari Sabtu, 19 Oktober 2013, pukul 09.00 WITA-selesai dan dilanjut pada hari Minggu, 20 Oktober 2013, pukul 08.00 WITA-selesai  untuk pengamatan profil tanah.
4.2.    Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam pengamatan profil tanah adalah sebagai berikut:
-          Cangkul                                   -   Kamera
-          Linggis                                    -   Global Position System (GPS)
-          Pisau/Cutter                -    Papan
-          Meteran                                   -   Skop
-          Ring Sampel
Adapun bahan yang digunkan dalam pengamatan profil tanah adalah sebagai berikut:
-    Kantong Plastik
-     Spidol
-     Kertas Label
-     Karet Gelang
-     Daftar Isian Profil (DIP)
4.3.    Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pelaksanaan pengamatan profil tanah adalah sebagai berikut:
4.3.1. Pengamatan Profil Tanah
a.    Mengukur penampang 1,5 m x 1 m sampai bahan induk dan pemeriksaan di sisi lubang penampang ruang mendapat sinar matahari.
b.    Tanah bekas galian jangan ditumpuk di atas sisi penampang pemeriksaan.
c.    Penampang pewakil adalah tanah yang belum mendapat gangguan, misalnya timbunan serta jauh dari pemukiman.
d.   Jika berair, maka air yang berada dalam penampang harus dikeluarkan      sebelum pengamatan.
e.    Melakukan pengamatan pada sinar matahari cukup (tidak terlalu pagi atau sore).
f.     Profil tanah yang diamati harus berahdapan dengan sinar matahari agar profil tanah yang diamati mudah dibedakan warnanya.






4.3.2. Pengambilan Sampel Tanah
Pengambilan sampel tanah melalui dua cara sebagai berikut:
4.3.2.1. Pengambilan Sampel Tanah Terganggu
Prosedur pengambilan sampel tanah terganggu sebagai berikut:
a.       Mengambil tanah dengan sendok tanah atau cutter sesuai dengan lapisan yang akan diambil.
b.      Masukkan kedalam kantong plastik gula yang telah diberi label.
4.3.2.2. Pengambilan Sampel Tanah Utuh
Prosedur pengambilan sampel tanah utuh sebagai berikut:
a.    Meratakan dan membersihkan lapisan yang akan diambil, kemudian meletakan ring sampel tegak lurus (bagian runcing menghadap ke bawah) pada lapisan tanah tersebut.
b.    Menekan ring sampel sampai ¾ bagiannya masuk ke dalam tanah.
c.    Meletakkan ring sampel lain tepat di atas ring sampel pertama, kemudian tekan lagi sampai bagian bawah dari ring sampel kedua masuk ke dalam tanah (10 cm).



d.   Menggali ring sampel beserta tanah di dalamnya dengan skop atau linggis.
e.    Memisahkan ring sampel kedua dari ring sampel pertama dengan     hati-hati, kemudian potonglah kelebihan tanah yang ada pada permukaan dan bawah ring sampel sampai permukaan rata dengan permukaan ring sampel.
f.     Menutup ring sampel dengan plastik, lalu simpan dalam kotak khusus yang sudah disediakan.
g.    Sampel yang diambil tidak boleh rusak, apabila terjadi kerusakan seperti retak, maka harus mengambil ulang sampel.



V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, maka diperoleh hasil pengamatan seperti pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Profil Tanah
Parameter Pengamatan
Lapisan
I
II
III
Kedalaman lapisan
0-46 cm
46-101 cm
101-137 cm
Batasan lapisan
Berangsur
Berangsur
Berangsur
Topografi batas lapisan
Berombak
Berombak
Berombak
Warna
          Coklat Gelap
Coklat +
Coklat ++
Tekstur
Pasir Berlempung
Lempung
Lempung Berdebu
Struktur
Sangat Kasar
Kasar
Halus
Konsistensi
Kering teguh
Lembab gembur
Lembab lepas
Karatan
-
-
-
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2013 
Adapun data hasil pengamatan tentang penggunaan dan pemanfaatan jenis tanah pada lokasi pengamatan profil tanah dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Deskripsi Pengamatan Lokasi Pengambilan Sampel Di Teaching Farm, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar
Parameter Pengamatan
Keterangan
Penggunaan Tanah
Perkebunan
Jenis Penggunaan
Hortikultura dan Pangan
Tanaman Utama
Buah Naga
Sistem
Rotasi
Pegolahan
Tradisional
Sumber Air
Pompa dan Sumur
Sumber : Data Primer, 2013

5.2.      Pembahasan
Karakteristik yang dimiliki dalam tiap-tiap lapisan tanah yang diperoleh di lapangan. Berikut pembahasan karakteristik tanah pada tiap lapisannya:
Lapisan I Memiliki kedalaman lapisan 0-46 cm dimana batas lapisannya tergolong berangsur. Topografi lapisannya termasuk berombak karena terjadinya suatu pelapukan, entah itu pelapukan secara fisik ataupun secara biologi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim, dkk (2007) bahwa bentuk topografi dari suatu tanah dipengaruhi oleh waktu pelapukan baik secara fisik, kimia, maupun biologi.
Lapisan II Lapisan ini memiliki kedalaman 46-101 cm, batasan lapisan berangsur disebabkan karena adanya perbedaan kedalaman tanah pada tiap lapisan dalam proses pencucian dimana pada saat hujan, air tersebut akan mengalir turun ke lapisan bawah bersama dengan mineral tanah dengan kecepatan yang tinggi sehingga menyebabkan adanya perbedaan horison sedangkan untuk batasan topografi lapisannya tergolong berombak. Tekstur dari lapisan ini yaitu lempung berdebu dengan strukturnya yang sedang dimana Pairunan dkk (1985) mengatakan bahwa struktur granular adalah struktur tanah yang sangat ideal untuk pertanian lahan kering karena struktur ini diperoleh dengan keadaan aerasi baik, kemampuan menyimpan air yang tersedia bagi tanaman yang besar, kegemburan tanah memudahkan pengolahan dan pertumbuhan akar yang optimum, serta drainase yang baik.


Lapisan III Lapisan terakhir ini memiliki kedalaman 101-137 cm, dengan topografi batas lapisan yang berombak, tak jauh beda dengan lapisan sebelumnya. Lapisan ini memiliki tekstur lempung berdebu dikatakan demikian karena pada saat pengambilan profilnya strukturnya halus. Disamping itu, lapisan ini juga memiliki konsistensi yang tidak plastis yang dimana dari tiap lapisan tanah memiliki tingkat konsistensi yeng berbeda. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan daya lekatnya. Luckman dan Brady (1982) mengatakan bahwa daya lekat tanah bertambah besar dengan besarnya kandungan liat. Pada lapisan ini juga tidak ada karatan.
Karatan merupakan hasil pelapukan batuan tanah yang dipengarui oleh adhesi dan kohesi. Karatan berwarna hitam mengandung banyak Mn, berwarna kuning mengandung banyak Mg. sedangkan warna merah banyak mengandung Fe. Dari hasil pengamatan baik lapisan I, II, maupun lapisan III seluruhnya memilki karatan berwarna merah. Sejalan dengan pendapat Foth (1988) karatan yang berwarna merah banyak mengandung Fe, maka empat lapisan tanah yang diamati mengandung banyak Fe.
           



VI. PENUTUP
6.1.      Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum profil tanah yaitu sebagai berikut:
-Batas lapisan antar tanah dapat berbentuk rata, berombak, tidak teratur, atau terputus.
-Tanah tempat pengambilan profil tanah berupa tanah alfisol
-Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah pada pengmatan profil tanah yaitu, iklim, organisme, bahan induk, topografi dan waktu.
6.2.      Saran
Untuk hasil praktikum profil tanah ini diharapkan akan bermanfaat untuk para pembaca dan dapat menjadi sumber acuan praktikum profil tanah selanjutnya. Selain itu, tanah tempat praktikum profil tanah sangat bagus potensi tanahnya sehingga perlu dijaga dan dikembangkan



DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Laporan Profil Tanah. khaeriyah-indahnyaberbagi.blogspot.com dalam www.google.com diakses pada 27 Oktober 2013. Pukul: 16.07 WITA.
Buckman dan Brady, 1982.  Konsistensi Tanah. Brawijaya: Surabaya.
Darmawijaya, M.I. 1990. Klasifikasi Tanah: Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah dan Pelaksana Pertanian  di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas. Press. Bulaksumur
Foth, H.D. 1988. Fundamental Of Soil Science. John Willey & Sons: Inc. Singapore.
               . 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Hakim. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung: Lampung.
Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
              . 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Kuswandi. 1993. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung: Lampung.
Pairunan, dkk. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negri Indonesia Timur: Makassar.
Sarwono, Hardjowigeno. 1987. Ilmu Tanah. Akademika Presindo: Jakarta





LAMPIRAN
Daftar Isian Profil (DIP)
Beikut ini adalah data hasil yang diperoleh dari pengamatan profil tanah di lapangan.
a.    Nama lokasi                                      : Teaching Farm
b.    Letak lokasi                                      : 57’ 39,07” LS  dan 1190  28’ 53,13” BT
c.    Bentuk wilayah                                 : Gelombang
d.   Persen kelerengan                             : 0-3%
e.    Vegetasi
·      Kualitas                                                         : Baik
·      Kuantitas                                          : -
f.     Bahan induk                                     : -
g.    Kedalaman solum                             : 137 cm
h.    Kedalaman perakaran efektif           : 128 cm
i.      Batuan
·      Di permukaan                                   : -
·      Di dalam                                           : -
j.      Penggunaan tanah                             : -
k.    Jenis penggunaan                              : Perkebunan
l.      Tanaman
·      Utama                                                           : Buah Naga
·      Lain-lain                                            : Cabai dan Singkong
m.                     Sistem pertanaman                  : Rotasi
n.                       Pengelolaan                             : Tradisional
o.                       Sumber air                                           : Sumur dan bor
p.                       Sosial ekonomi masyarakat     : Menegah
q.                       Status tanah                            : Tanah milik negara


Gambar 1. Foto Hasil Galian Profil Tanah
(cari sendiri hehe)

No comments:

Post a Comment