Friday, May 30, 2014

Laporan Bulk Density



I. PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang


Bulk density merupakan berat suatu tanah persatuan volume tertentu. Volume tanah yang dimaksud adalah volume partikel tanah dan volume pori tanah. Berat dan ruang pori tanah bervariasi dari suatu horizon dengan horizon lain. Nilai bulk density dinyatakan dalam gram/cm3 volume tanah termasuk volume butiran padat dan ruang pori. 


Nilai bulk density penting untuk diketahui untuk menghitung berat tanah di lapangan dan untuk menentukan jenis usaha tanah yang sesuai. Bulk density menggambarkan kedalaman sifat fisik tanah seperti tekstur, struktur dan porositas yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pengaruh sifat-sifat fisik tanah tersebut pada pertumbuhan tanaman dapat dinilai dari kaitan pertumbuhan tanaman dengan bulk density. Tinggi rendahnya bulk density tanah akan mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman.


Bulk density juga mempengaruhi tingkat temperatur dan kelembaban tanah. Hal ini dikarenakan semakin besar ruang porinya maka akan semakin kecil kerapatan limbaknya. Kandungan bahan organik juga berperan dalam pengembangan struktur. Dengan mengetahui bulk density suatu tanah kita dapat menentukan cocok tidaknya lahan tersebut ditanami tanaman. 


Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan pengamatan mengenai bulk density agar kita dapat mengetahui media tumbuh untuk tanaman yang akan dibudidayakan. 

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan diadakannya praktikum ini yaitu untuk menentukan nilai bulk density tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 

Adapun kegunaan dari pengamatan ini yaitu sebagai bahan informasi untuk mahasiswa tentang bulk density juga sebagai bahan pertimbangan dalam penegelolaan tanah.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Bulk Density


Bulk Density atau kerapatan lindak atau bobot isi menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah dan termasuk volume pori-pori tanah (Hardjowigeno, 2010).


Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar. Pada umumnya bulk density berkisar dari 1,1-1,6g/cc. Beberapa jenis tanah mempunyai bulk density kurang dari 0,90 g/cc (misalnya tanah andisol), bahkan ada yang kurang dari 0,10 g/cc (misalnya tanah gambut). Bulk Density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar (Harjdowigeno, 2010). 


Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, dll. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan (Hardjowigeno, 2003).


Menghitung kerapatan butir tanah, berarti menentukan kerapatan partikel tanah dimana pertimbangan hanya diberikan untuk partikel yang solid. Oleh karena itu kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel. Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan partikelnya rata–rata sekitar 2,6 gram/cm3. Kandungan bahan organik di dalam tanah sangat mempengaruhi kerapatan butir tanah, akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil dari subsoil. Meskipun demikian kerapatan butir tanah tidak berbeda banyak. Jika berbeda maka akan terdapat suatu variasi yang harus mempertimbangkan kandungan tanah organik atau komposisi mineral (Foth, 1995).


Bulk density sangat berhubungan erat dengan particle density jika particle density tanah sangat besar maka bulk density juga besar pula, hal ini dikarenakan partikel density berbanding lurus dengan bulk density, namun apabila sebuah tanah memilki tingkat kadar air yang tinggi maka partikel density dan bulk density akan rendah hal ini dikarenakan partikel density berbanding terbalik dengan kadar air, dapat kita buktikan apabila di dalam suatu tanah memilki tingkat kadar air yang tinggi dalam menyerap air maka kepadatan tanah juga akan rendah karena pori-pori di dalam tanah besar sehingga tanah yang memilki pori yang besar akan lebih mudah memasukkan air di dalam agregat tanah (Hanafiah, 2005).


2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Beberapa faktor yang mempengaruhi bulk density tanah antara lain:


1. Tekstur


Tekstur tanah dapat diartikan sebagai penampilan visual suatu tanah berdasarkan komposisi kualitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa tanah tertentu. Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (Hanafiah, 2005).


2. Bahan organik


Bahan organik biasanya berasal dari proses pelapukan batuan. Bahan organik komposisinya di dalam tanah memang sedikit yaitu berkisar 3-5% tapi pengaruhnya sangat besar terhadap perubahan sifat-sifat tanah. Bahan organik dalam tanah terdiri atas bahan organik kasar dan halus (Hanafiah, 2005).


3. Struktur 


Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil alami dari tanah, akibat melekatnya butir-butir primer tanah satu sama lain. Satu unit struktur disebut ped (terbentuk karena proses alami). Clod juga merupakan unit gumpalan tanah teatpi terbentuknya bukan karena proses alami (misanya karena pencangkulan tusukan pisau dan sebagainya (Hanafiah, 2005).


Tanah yang memiliki struktur halus maka memiliki nilai bulk density yang rendah. Semakin masuk kedalam profil tanah, maka kerapatan massa tanah semakin naik. Hal tersebut merupakan akibat dari kandungan bahan organik yang rendah dan penimbunan alat serta pemataan yang disebabkan oleh berat lapisan atasnya (Sutedjo, 1987).


III. METODOLOGI


3.1. Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pengamatan dilakukan pada Jumat, 23 November 2012 pukul 15.00 WITA sampai selesai.


3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu:


1. Timbangan 


2. Oven


3. Mistar


Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:


1. Sampel tanah utuh 


2. Air


3.3. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja pada praktikum analisis bulk density yaitu:


1. Ambillah sampel tanah utuh yang terdapat dalam ring sampler kemudian masukkan kedalam oven dua hari sebelum praktikum.


2. Setelah diovenkan, masukkan sampel tanah ke dalam desikator untuk didinginkan.


3. Setelah didinginkan, timbanglah tanah beserta ring samplernya. Selanjutnya keluarkan tanah kemudian timbang ring samplernya.


4. Hitung Bulk Density dengan persamaan :


BD = 3


Keterangan :


Volume tanah = t


T = tinggi ring sampel (cm)


R = jari-jari (cm)


= 3,14


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:


Tabel 4. Hasil Pengamatan Bulk Density 




Lapisan Tanah 


Jenis Tanah 


Bulk Density 



Lapisan I 


Inceptisol 


1,33 gram/cm3 



Sumber : Data primer setelah diolah 2012.


Hasil perhitungan Bulk Density


− Berat tanah dengan ring = 299,6 gram


− Berat ring sampel = 76,9 gram


− Tinggi ring sampel (t) = 6,8 cm


− Diameter = 5,6 cm


− Jari-jari (cm) = 2,8 cm


− π = 3,14


1. Volume tanah


Volume tanah : πr2t


= 3,14 x (2,8)2 x 6,8


= 167,4


2. Berat tanah kering oven = 299,6 gram – 76,9 gram = 222,7 gram


3. Bulk Density =


= 1,33






4.2. Pembahasan


Hasil perhitungan bulk density pada lapisan tanah yang diamati yaitu sebesar 1,33 gram/cm3. Keadaan tanah pada lapisan yang diamati ini mempunyai nilai bulk density rendah karena memiliki pori-pori tanah yang banyak. Artinya tanah pada lapisan ini sangat baik untuk dijadikan lahan pertanian. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (1993), bahwa jika suatu tanah pori tanahnya banyak, maka mudah untuk menyerap air dan perakaran dari tanah tanaman mudah untuk menembus tanah tersebut.


Tanah pada lapisan ini tergolong dalam kelompok tanah mineral karena berada pada interval 1-1,6 gram/cm3. Tanah ini memilki kandungan liat tinggi dan berpori mikro sehingga kemampuan menyimpan air jauh lebih besar. Tanah bertekstur liat, memiliki kondisi lebih halus, sehingga tiap satuan berat memiliki luas permukaan yang lebih besar dan kemampuan menahan air dan unsur hara juga tinggi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003), bahwa tekstur tanah liat memilki sifat yang lekat sehingga ketika basah atau kering menjadi keras dengan interval 1-1,6 gram/cm3.


Lapisan tanah ini merupakan tanah yang cukup subur, sehingga tentunya memiliki kandungan bahan organik yang tinggi yang dapat memperkecil bulk density. Sehingga jika bahan organik yang tinggi dan jauh lebih ringan, akan memperbesar porositas tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (1993), bahwa semakin tinggi kandungan bahan organik tanah maka Bulk densitynya semakin rendah dan sebaliknya jika kandungan bahan organik tanah rendah maka nilai bulk densitynya akan tinggi.


V. PENUTUP


5.1. Kesimpulan


Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:


1. Pada lapisan I nilai bulk densitynya 1,33 gram/cm3.


2. Faktor-faktor yang mempengaruhi bulk density adalah tekstur, bahan organik, dan struktur tanah.


5.2. Saran


Karena bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah, maka sebelum penetapan lahan untuk dijadikan lahan pertanian sebaiknya memperhatikan nilai bulk density tanah untuk mengetahui kekerasan pada tanah.


DAFTAR PUSTAKA


Foth, HD. 1989. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press: Jakarta.


Hanafiah, KA. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Press: Jakarta.


Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. PT. Medyatama Sarana Perkasa: Jakarta.


Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo: Jakarta.


Sutedjo, MM dan AG Karta Saputra. 1987. Pengantar Ilmu Tanah. Bina Aksara: Jakarta.





No comments:

Post a Comment