Tuesday, August 20, 2013

Cita, Harapan dan Asa

Ditulis oleh : Sophie Riswandono Jun 26, 2013
 Cita, Harapan dan Asa Apa impianmu? Dulu saat aku masih di taman kanak-kanak, saat aku ditanya oleh ibuku akan cita-citaku di masa depan, dengan lantang aku menjawab ingin menjadi SUPERMAN! Iya tokoh superhero yang memiliki kekuatan luar biasa yang dapat aku gunakan untuk menyelamatkan banyak orang. Buatku yang saat itu masih kecil hal tersebut sangatlah hebat tanpa pernah berpikir tentang hal lainnya. Hal berbeda saat aku mulai masuk SMP dan SMA. Seakan-akan impian untuk menjadi Superman itu adalah hal yang mustahil terlebih setelah berjalannya waktu dan aku tumbuh aku menyadari bahwa impian kecilku itu adalah hal konyol karena Superman hanya ada dalam dunia khayal. Tapi ada satu hal yang aku suka dari masa kanak-kanak dimana imajinasiku sungguh tak terbatas, bebas berkreasi dan berekspresi semauku, berbanding terbalik dengan saat telah bertumbuh besar, seakan-akan imajinasi dan impian liarku semua sirna. Saat kecil dulu waktu kuucapkan cita-citaku untuk menjadi Superman orang akan memahami bahwa aku adalah anak yang penuh dengan semangat yang membara dengan cita-cita yang mulia. Bagaimana jadinya jika aku ucapkan impian kecilku itu di dalam sebuah kelas saat aku masuk di sekolah menengah atas? Mungkin yang ada aku dianggap gila dan tidak waras, belum lagi mungkin aku akan ditertawai oleh teman-teman sekelas. Oke, aku cukup ditertawai dengan nama anehku yang seperti wanita saja tetapi, jangan impianku. Jujur, saat aku remaja aku malah sempat bingung untuk menentukan cita-citaku, entah mau jadi apa tidak terlintas sedikitpun. Pernah aku disarankan oleh ibuku untuk menjadi seorang pengacara, alhamdulillah dengan sukses aku menjadi seorang pengacara (pengangguran banyak acara). Oke, skip... Atas permintaan ibuku agar aku menjadi pengacara (sungguhan) aku menolaknya, iya... aku menolaknya karena ayahku sendiri adalah seorang pengacara. Dimana saat dia sedang menangani kasus-kasus tertentu, selalu saja aku disuruhnya membantu untuk menuliskan surat, berkas dan lain sebagainya. Aku tak mau menjadi pengacara, terlebih saat aku mendengar cerita dari paman-pamanku bahwa ayahku sering bertengkar di suatu pengadilan, mendapat teror dari telp hingga aku dan keluara pernah diungsikan ke tempat yang aman, hingga pernah ayahku tersandung masalah hukum karena membela orang yang salah. Aku tak mau terjun ke dunia yang seperti itu. Aku mempunyai impianku sendiri, aku tak mau impianku diintervensi. Lalu apa impian ku sebenarnya? Loh, kenapa aku malah bertanya? Hehehe... Sebenarnya aku masih ingin menjadi SUERMAN! Iya impian dan cita-cita saatku kecil dulu hanya saja dalam artian yang berbeda. Aku lebih ingin agar aku dapat bermanfaat bagi yang lain. Sekecil apapun itu, seperti saat aku dapat berbagi akan apa yang aku tahu, bersama teman-teman melakukan penggalangan dana dan sumbangan untuk mereka yang membutuhkan. Ada kepuasan batin untukku walau lelah dan letih yang kurasakan. Aku merasa senang sekarang aku sudah dapat menjadi Superman dalam versiku sendiri, aku hanya tinggal menjemput 2 impianku lagi untuk saat ini. Dimana aku ingin mempunyai team dalam pekerjaanku dan sedang mempersiapkan dan memperbaiki diri untuk bersiap menjemput jodohku. Aamiin... - See more at: http://sophieriswandono.blogspot.com/2013/06/cita-harapan-dan-asa.html#sthash.KWA01QSh.dpuf

No comments:

Post a Comment